Langsung ke konten utama

Kendala Saat Akan Memulai Menulis dan Cara Mengatasinya

Sebenarnya tidak cuma menulis saja, tapi semua pekerjaan di dunia ini pasti memiliki kendala masing-masing. 


Ada yang bisa mengatasi, namun ada juga yang kesulitan. 

pic by pexels

Begitupun dengan para penulis, ada banyak kendala yang sering dihadapi dan butuh perjuangan untuk mengatasi hal itu. 


Lalu, apa saja sih sebenarnya kendala yang sering dihadapi penulis, termasuk diriku?  Dan bagaimana cara mengatasinya?


1. Bingung Mau Menulis Apa

Ini adalah kendala yang sering dialami para penulis yang tiba-tiba bingung mau menulis tentang apa karena kehabisan ide. 

pic by pexels

Iya, aku sering mengalami hal itu juga. Biasanya itu terjadi kalau keseringan menulis, tapi minim membaca dan mencari informasi.


Atau saat sudah lama tidak disibukan dengan kegiatan tulis-menulis, lalu pengin menulis lagi. 


Sudah, deh. Blank langsung. 


Lalu, apa yang aku lakukan untuk mengatasi kendala itu? 


Ya, pertama kali, aku akan membuka media sosial. Meski pada akhirnya jadi tergoda untuk scroll terus sampai bawah. 


Tapi aku berusaha untuk kembali lagi pada tujuanku. Membuka wawasan dan mencari inspirasi. 


Aku akan mencari akun-akun yang bisa menginspirasi dan membangkitkan ide-ide di kepala. 


Terutama akun para penulis yang masih relevan dengan topik yang biasa aku angkat. 


Misalnya, tentang dunia tulis menulis dan fiksi romance. Lalu, aku akan membaca tulisan mereka untuk beberapa waktu. 


Biasanya hal itu cukup membantu untuk membangkitkan semangat menulis dan menimbulkan ide-ide kreatif lagi.


Selain itu, aku juga sering membaca ulang tulisan lamaku, terutama yang cerbung alias cerita bersambung, supaya bisa lebih mudah tergambarkan ulang dan melanjutkan ceritanya. 


2. Sulit Mencari Waktu

Selain masalah semangat dan ide, waktu adalah hal yang tidak kalah penting untuk seorang penulis. Terutama bagi penulis part time atau yang pekerjaan utamanya bukan penulis. 

 pic by pexels


Sudah pasti waktu yang ada lebih diprioritaskan untuk pekerjaan dan kegiatan-kegiatan yang menurutnya lebih urgen dibanding menulis. 


Nah, bagaimana cara menyiasati? 


Alokasikan waktu khusus

Mau gak mau, kita memang harus mengalokasikan waktu khusus untuk menulis. Apalagi untuk yang ingin konsisten menulis meski disibukan dengan pekerjaan lain. 


Paham rumus konsisten

Menurut KBBI, konsisten adalah tetap, tidak berubah-ubah. 


Artinya, setiap apapun yang kamu lakukan secara konsisten, tidak boleh berubah-ubah.


Misalnya, kamu konsisten tidur pukul 9 malam tiap hari. Itu berarti, kamu harus tidur pukul 9 malam di tiap hari. Gak kurang, dan gak lebih. Harus tepat pukul 9 malam. 


Begitupun dengan menulis. Tentukan versi konsistenmu sendiri dengan merumuskan secara jelas! Contoh, konsisten menulis setengah jam setiap hari. 


Pokoknya jangan cuma berucap ingin konsisten menulis saja, tapi harus terukur dengan jelas supaya bisa dianalisis sendiri, apakah kamu sudah berhasil konsisten atau belum. 


Dua poin kecil di atas, cukup membantuku selama ini untuk bisa menghasilkan tulisan. Walau kadang ada gagalnya, minimal aku tahu kapan sedang gagal dan bisa segera mengatasinya. 



3. Gangguan Notifikasi & Media Sosial


Ting tong ! Ting tong!

pic by pexels


Sedang asyik menulis, terlebih saat menulis di ponsel, tiba-tiba, ada notifikasi dari aplikasi chat bahkan media sosial. 


Mau dibiarin, kok penasaran isinya apa. Apalagi kalau sedang heboh di grup atau ada berita-berita dengan judul menarik. Tapi mau dibuka, takutnya kebablasan dan akhirnya membuyarkan mood dan konsentrasi.


Bagaimana cara mengatasi itu? 

Tentu saja dengan mematikan seluruh notifikasi yang membuat kita terganggu selama ini, setidaknya saat sedang menulis. 


Kalau ada yang penting bagaimana? Oke, coba beri waktu beberapa menit untuk memeriksa aplikasi secara berkala. 


Karena lebih baik melakukan hal seperti itu, daripada notifikasi muncul sendiri setiap saat. Bagiku, hal ini cukup membantu agar terhindar dari gangguan-gangguan notifikasi yang sangat bisa membuat konsentrasi buyar dan mood ambyar.


4. Minder dengan Tulisan Sendiri

Tidak percaya diri untuk menulis karena merasa tulisannmu tidak bagus? 


pic by pexels


Atau merasa minim ilmu dan pengetahuan, terus merasa gak pantas jadi penulis?


Stop! Ubah mindset itu segera! Karena setiap orang berhak untuk menjadi penulis. Setiap orang berhak untuk menghasilkan tulisan.


Tapi, tentu kita memang harus melewati dulu proses untuk menjadi penulis yang baik dan handal. 


Penulis hebat manapun itu, tulisan pertamanya pasti tidak sebagus tulisannya saat ini. Sebab semua butuh proses dan kita pun tidak luput dari proses itu. 


Berhenti menjadi perfeksionis

Sudah dibilang tidak ada manusia yang sempurna, masih tetap ngeyel


Melakukan kesalahan dalam proses itu sangat wajar terjadi. Yang tidak wajar saat kita sengaja melakukan kesalahan itu, bahkan tidak ada niat untuk memperbaikinya. 


Niatkan selalu untuk belajar

Saat kita meniatkan proses menulis ini sebagai ajang belajar sepanjang waktu, maka kita akan lebih berlapang dada menerima kritikan dan saran dari orang lain, tidak merasa terbebani saat salah tapi menjadikan semua itu sebagai pelajaran dan semangat untuk berubah lebih baik lagi. 



5. Tidak Bisa Konsentrasi

Menulis memang butuh konsentrasi tinggi dan ketenangan. Banyak penulis yang bahkan rela berinvestasi lebih hanya untuk mendapatkan suasana tenang saat sedang menulis. 

pic by pexels


Misalnya, pergi ke kafe atau taman, membeli headset, kopi dan keperluan lainnya. 


Tentu karena semua itu sebanding dengan tulisan yang mereka hasilkan. 


Nah, untuk kamu yang sulit konsentrasi karena banyak sebab, seperti rumah yang ramai atau tetangga yang sedang karoukean, itu berarti saatnya kamu rela berinvenstasi demi mengatasi kendala itu. 


Kamu bisa pergi ke kafe atau ke taman. Atau jika pengin di rumah saja, kamu bisa menyiasati dengan membeli headset. Dengarkan instrument dan menulislah dengan tenang.  


Intinya, apapun kendala yang ada saat menulis, pasti akan ada solusinya masing-masing. Jika kamu yakin akan hal itu dan serius menjadi penulis, insyaAllah semua pasti teratasi dengan baik. 


Jadi, sekarang tergantung dirimu, mau lanjut mencoba menulis atau menyerah saja dan menutup kembali laptop dan ponselmu. Ayo semangat!


Komentar

  1. Tipsnya sangat bermanfaat banget nih, belakangan sering ngeblank mau nulis apa. Thank you

    BalasHapus
  2. Memang harus dipaksakan latihan untuk konsisten menulis. Supaya menjadi kebiasaan dan gak gagap mendapatkan ide menulis serta mengembangkannya. Semangattt

    BalasHapus
  3. Aku termasuk orang yang suka berat kalau disuruh mulai menulis, banyak banget persyaratanku apalagi setelah punya anak dan jd single mom. Mau nulis kudu kerjaan rumah beres semua, anak tidur dan kudu kenyang dulu, Duhhh semoga bisa semangat nulis dalam situasi apapun

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 MINDSET YANG AKAN MEMBUATMU JADI SUKA MEMBACA

Membaca merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat.      pic by pexels Dengan membaca kita akan mendapatkan banyak ilmu baru yang bisa dijadikan bekal bahkan pelajaran dalam hidup.  Namun sayangnya, masih ada di antara kita yang menganggap bahwa membaca merupakan kegiatan yang cukup membosankan.  Tak jarang banyak orang bahkan memupuskan semangatnya untuk membaca karena sudah merasa malas duluan. Padahal untuk bisa suka membaca yang paling utama harus diperbaiki dulu adalah mindset .  Dengan mindset yang tepat, segalanya jadi terasa lebih mudah.  Termasuk memudahkan kita untuk menyukai kegiatan membaca.  Maka dari itu, supaya kamu tidak lagi merasa malas untuk membaca, ada baiknya terapkan dan yakini terlebih dahulu 5 mindset ini ke dalam dirimu.  Apa saja itu? Yuk, kita bahas satu persatu! 1. Orang yang Hobi Membaca Itu Bukan Orang Pintar, tapi Orang yang Ingin Tahu     pic by pexels Banyak yang beranggapan bahwa orang yang suka membaca itu adalah orang pintar.  Hany

Tampil Beda, Rujak Aceh Siap Lumer di Lidah

  Instagram/ailiehoalie74 Kuliner Indonesia amatlah beragam. Salah satu kuliner Indonesia yang sangat populer bernama rujak. Rujak di Indonesia bahkan memiliki ragam jenis. Biasanya yang membedakan kuliner tersebut adalah cara mengelolah bumbu rujak itu sendiri.  Nah, kali ini kita membahas rujak yang berasal dari kota Aceh, ya. Namanya Rujak Aceh. Sekilas bahan-bahan yang digunakan untuk campuran buah maupun bumbu Rujak Aceh terlihat sama seperti bahan rujak pada umumnya. Namun, ternyata bumbu Rujak Aceh memiliki ciri khas tersendiri juga.  Jadi, bumbunya itu terdiri dari beberapa bahan yang biasa kita pakai untuk membuat bumbu rujak yaitu cabai rawit merah, gula merah atau putih, asam jawa, terasi bakar dan garam. Tapi, keseluruhan campuran bahan tersebut dihaluskan lagi bersama dengan buah kuweni yang super lezat dan manis itu, loh.  Instagram/dapur_nn Warna bumbu jadi terlihat berwarna kuning gelap karena campuran dari buah kuweni dan gula merah. Tidak cukup tampilan yang oke, cita

Pulau We Kota Sabang: Mulai Wisata Awal Tahunmu dari Titik 0 Kilometer Indonesia

Instagram/zulkifli_ijull Pulau Terbesar di Aceh Pulau We adalah pulau terbesar yang ada di Aceh. Di pulau ini terdapat kota kecil bernama Sabang. Kota Sabang terkenal dengan sebuah ikon tugu 0 KM Indonesia yang artinya Sabang merupakan titik paling ujung bagian barat kepulauan Indonesia yang berbatasan langsung dengan luar negeri. Merupakan Titik 0 KM Negara Indonesia Instagram/anizulfarmi   Namun, pulau ini bisa loh jadi pilihan destinasi awal yang  recommended  untuk kamu kunjungi di tahun 2021 ini. Pasalnya, selain Sabang merupakan titik 0 kilometer kepulauan Indonesia, pulau We ini juga menawarkan pemandangan surga sampai keindahan pesona bawah laut yang sungguh luar biasa. Perjalanan Laut Bersama Lumba-Lumba wisatasabang.com Dari Banda Aceh, tepatnya dari pelabuhan Ulee Lheue untuk sampai di Pulau We kamu memiliki 2 alternatif pilihan. Memang sama-sama harus melewati laut dan menaiki kapal. Namun, ada kapal cepat yang bisa sampai sekitar 30 menit saja dengan biaya 80 ribu rupi