Ternyata ada beberapa deretan
para Sastrawan hebat dan melegenda yang lahir atau pun berasal dari Sumatra Utara, loh.
Pasti
bangga dong bagi kalian termasuk saya yang juga lahir di pulau ini, apalagi bagi penduduk aslinya.
Para Sastrawan yang saya tulis di sini, kebanyakan memang dari angkatan pujangga baru.
Jadi ceritanya, kelompok
sastrawan itu dibagi-bagi sesuai angkatannya.
Mulai dari angkatan balai pustaka
sampai pada angkatan pujangga baru dan seterusnya.
Langsung saja, yuk!
1. Sutan Takdir Alisyahbana
Nama beliau biasa disingkat menjadi STA.
STA ini lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Mandailing Natal, Tapanuli,
Sumatera Utara.
Sang sastrawan angkatan pujangga baru ini juga pernah mengeyam
pendidikan di HIS, HKS Bandung,dan juga belajar di Hoofdaste, namun sayangnya
tidak lulus.
Selain itu STA juga belajar bahasa umum, kebudayaan Asia dan filsafat pada Sekolah Tinggi
Kesusastraan.
Di Balai Pustaka, ia pernah menjabat sebagai Redaktur majalah
Panji Pustaka. Adapun karya-karyanya adalah Tak Putus dirundung Malam (roman),
Anak Perawan di Sarang Penyamun (roman), Tebaran Mega (kumpulan puisi) dan
lainnya.
2. Sanusi Pane
Sanusi Pane ini lahir pada 14 November 1905
di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Beliau juga termasuk
Sastrawan angkatan Pujangga Baru. Pernah mengenyam pendidikan di MULO,
Kweekscoolh, Gunung Sari, HIK, Bandung.
Ia pernah ke India untuk belajar ilmu
agama Hindu. Dia juga pernah memegang redaksi majalah Timbul dan setahun
kemudian menjadi Kepala Perguruan Rakyat di Bandung. Sanusi juga aktif di dunia
jurnalistik. Karya-karnyanya adalah Pancaran Cinta (prosa berirama), Puspa Mega
(kumpulan sajak), Madah Kelana(kumpulan sajak).
3. Amir Hamzah
Saya suka banget sama
sajak-sajaknya. Dan ternyata beliau juga termasuk Sastrawan kelahiran Sumatera
Utara. Lebih tepatnya pada tanggal 29 februari 1911 di Binjai (Langkat),
tetangganya Medan. Siapa ini satu kampung sama beliau?
Tokoh yang mendapat julukan Raja Penyair
Pujangga Baru ini, ternyata anak dari bendahara Paduka Raja (Waki Sultan, kemenakan
dan menantu sultan Langkat). Gelarnya itu Pangeran Indera Putra. Keren, kan?
Menyelesaikan pendidikan di HIS, MULO Medan
dan Jakarta, AMSA/I DI Sala. Sekolah Tinggi Kehakiman, Tapi tidak tamat karena
harus segera menikah. Mungkin karena masih ada garis keturunan Sultan, ya. Jadi harus manut saja kalau disuruh menikah dan rela tidak tamat. Gelar
Pangeran lagi.
Sudah tahu belum karya-karyanya? Ini dia, Buah Rindu (kumpulan sajak), Nyanyian
Sunyi (kumpulan sajak), Setanggi Timur (kumpulan sajak), Begawat Gita (prosa
terjemahan).
4. Armijn Pane
Yang keempat ada Armijn Pane. Lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal Sumatera Utara
pada tanggal 18 Agustus 1908.
Beliau pernah sekolah dokter di STOVIA di Jakarta
dan pindah ke sekolah dokter di Nias namun lagi-lagi tidak tamat.
Beliau pernah
jadi guru sejarah di Sekolah Kebangsaan di Jakarta dan Kediri. Karya-kryanya
adalah Jiwa Berjiwa (kumpulan sajak), Belenggu (roman), Kisah antara Manusia (roman),
dan Habis Gelap Terbitlah Terang (terjemahan surat R.A Kartini).
5. Chairil Anwar
Ya Abang
kita yang satu ini. Yang tak pernah kita temui foto tuanya karena di umurnya
yang masih cukup muda sekitar 27 tahun, ia telah meninggal dunia.
Beliau adalah
sastrawan angkatan 45 yang ternyata berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Ia
lahir pada tanggal 22 Juli 1922. Beliau mengenyam pendidikan dasarnya di
sekolah dasar pada masa Belanda di Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di
Medan. Meneruskan di MULO juga di Medan dan tidak tamat juga. Namun, kemudian setelah perceraian orangtuanya, Chairil dan Ibunya pergi menetap di Jakarta.
Tahu, gak? Hal yang paling menyedihkan bagi dia adalah
ketika momen di mana sang ayah meninggal di tembak Belanda ketika aksi Polisionil
Belanda di Rengat dan tiga bulan kemudian, akhirnya Chairil meninggal di
Jakarta.
Beliau sempat menikah dan dikaruniai satu anak walau akhirnya bercerai. Katanya setelah
perceraian itulah, kesehatannya menurun dan terkena sakit paru-paru, hingga
ajal pun menjemput.
Karya-karya sangat melegenda dan begitu terkenal seperti
Deru Campur Debu, Kerikil Tajam, Aku ini Binatang Jalang, Derai-Derai Cemara
dan lainnya.
Masih
ada beberapa lagi, seperti Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Iwan Simatupang
dan lainnya. Kamu, kira-kira tahu gak kenapa banyak Sastrawan hebat
Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara?
Atau
kira-kira ada yang tahu lagi gak nama selain mereka diatas yang juga berasal
dari Sumatera Utara?
Seharusnya
ini bisa dijadikan contoh atau teladan bagi kita untuk melanjutkan semangat dan perjuangan mereka yang begitu
sangat mencintai sastra, ya.