Langsung ke konten utama

JANJANG SARIBU - Lebih Letih Mana? Menapaki Janjang Saribu, atau Hati Si Dia yang tak Kunjung Tersentuh?

Berbicara soal 'menapaki' memang sama-sama butuh bergerak. Sama-sama bakal terasa capek juga. Tapi, kalau tujuannya jelas dan masuk akal, sepertinya akan lebih semangat untuk terus menapaki jalan itu hingga sampai ke tujuan akhir. 

Tembok Besar China ala Indonesia

Instagram/rizkimuhammad2710
Janjang Saribu adalah salah satu objek wisata di Sumatera Barat, Indonesia yang cukup populer saat ini. Bisa jadi salah satu rekomendasi objek wisata 2021-mu.

Janjang Saribu berarti tangga seribu. Ya, tangga yang memiliki jumlah kurang lebih 315 anak tangga ini melintang panjang bagai Tembok Besar China ala Indonesia dari desa Koto Padang, Kabupaten Agam hingga sampai ke kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Memiliki panjang sekitar 700 meter dan lebar jalan sekitar 2 meter. Sebagian ada yang masih bertembok beton dan sebagian ada yang bertembok besi. 

Janjang Saribu memiliki ukuran jarak, jumlah anak tangga serta tujuan akhir yang jelas, tapi kalau bicara hati si doi? Kamu punya data lengkap hatinya gak?

 Sejarah Janjang Saribu

Instagram/bukittinggistory
Pada masa zaman kolonial dulu, janjang saribu adalah sebuah jalan bertanah yang berdinding bambu. Sengaja dibuat masyarakat setempat sebagai jalan lintas untuk mempermudah mengambil air dan aktivitas lainnya dari lembah Ngarai Sianok ke Bukittinggi yang sebelumnya bernama Janjang Batuang (Tangga Bambu).

Sampai pada akhirnya seiring berjalannya waktu, Janjang Batuang terus mengalami renovasi sana-sini dan kini menjadi salah satu objek wisata mirip Tembok Besar China yang disebut Janjang Saribu. 

Lalu, bagaimana sejarah hati si doi? Jangan-jangan kamu gak tahu apa-apa?

Memiliki 2 Akses yang bisa menjadi Pilihan

Instagram/aditalmsyhh
Untuk kamu yang lebih suka perjalanan penuh tantangan dan menguji nyali fisik bisa mengambil akses menaiki tangga dari Ngarai Sianok (lembah) ke Puncak Siapik (puncak) yang sudah masuk ke daerah Bukittinggi. 

Sedangkan jika kamu ingin lebih santai dengan menuruni tangga sambil menikmati pemandangan hijau Ngarai Sianok dan sekitar bisa mengambil akses dari pintu masuk di Puncak Siapik (puncak) ke arah (lembah) Ngarai Sianok.

Sampai puncak Siapik, kamu juga bisa menikmati kopi Robusta yang langsung diolah petani kopinya sendiri di warung daerah Bukittinggi. Pastinya akan memiliki sensasi tersendiri dong selain untuk menghangatkan badan?

Ada angkot dan kendaraan lain rute Ngarai Sianok-Bukittinggi yang bisa dinaiki jika kamu sudah letih berjalan. 

Biaya Angkot: Rp. 4000

Biaya Kendaraan Motor: Rp. 40.000

Mau jalur naik ataupun turun tangga, sepanjang perjalanan kamu akan disuguhkan pemandangan hijau nan indah Ngarai Sianok dan Puncak Siapik yang katanya lebih indah saat matahari belum terbit sempurna. Pepohonan hijau yang  teduh dan sejuk.  Jadi, alangkah baiknya kamu mengejar moment menarik itu, ya. Jangan lupa abadikan dengan kameramu. 

Emmm, kalau hati si doi seindah apa sih? Sampai-sampai kamu rela berkorban waktu dan hati demi mencapai puncak hatinya? Huwewehe
Oh iya, jangan terkejut juga jika di sana kamu akan menemukan banyak monyet berkeliaran. Disarankan jangan membawa makanan yang dapat dilihat si monyet, nanti kamu bisa dikejar. Bukannya dikejar cintanya malah monyet. Hehe

Terus, waspada juga, meski tempat ini gratis alias tidak ada biaya tiket masuk, di pertengahan jalan tetap ada oknum-oknum tertentu yang memintai uang dengan alibi uang kebersihan tanpa batas nominal yang jelas. Padahal tetap saja, karena Janjang Saribu dikelilingi pepohonan lebat, di sekitar tangga sering masih banyak sampah daun kering yang berguguran dan sampah-sampah plastik pengunjung yang tak bertanggungjawab. Jadi, ya sabar-sabar, ya. Walau tetap ada polisi yang sering patroli di sana, tetap masih ada wisatawan yang kecolongan. 

Untuk fasilitas masih kurang banyak ya. Hanya ada beberapa warung kecil dan Masjid di daerah puncak Siapik juga tempat parkir kendaraan. Parkir kena biaya sekitar 2 ribu rupiah gitu deh. 

Instagram/sersanpalala
Jam operasional tidak ada. Tapi disarankan datang sebelum matahari terbit sempurna dan kalau bisa jangan datang saat petang apalagi malam hari, mengingat jalurnya cukup curam dan tangga batunya sering licin kalau setelah terkena hujan. 


Okeh deh
. Setelah membaca artikel di atas, sudah memutuskan belum mau menapaki Janjang Saribu di 2021 ini atau tetap setia mencapai puncak hati si doi? Hehehe


Jam operasional: 24 jam

Biaya tiket masuk: Gratis

Alamat: Ngarai Sianok, Desa Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat dan Bukittinggi, Sumatera Barat. Indonesia.

Artikel Terkait

Baca juga ya: Teh Talua, untuk Hati yang Mulai Lelah - Sumatera Barat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 MINDSET YANG AKAN MEMBUATMU JADI SUKA MEMBACA

Membaca merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat.      pic by pexels Dengan membaca kita akan mendapatkan banyak ilmu baru yang bisa dijadikan bekal bahkan pelajaran dalam hidup.  Namun sayangnya, masih ada di antara kita yang menganggap bahwa membaca merupakan kegiatan yang cukup membosankan.  Tak jarang banyak orang bahkan memupuskan semangatnya untuk membaca karena sudah merasa malas duluan. Padahal untuk bisa suka membaca yang paling utama harus diperbaiki dulu adalah mindset .  Dengan mindset yang tepat, segalanya jadi terasa lebih mudah.  Termasuk memudahkan kita untuk menyukai kegiatan membaca.  Maka dari itu, supaya kamu tidak lagi merasa malas untuk membaca, ada baiknya terapkan dan yakini terlebih dahulu 5 mindset ini ke dalam dirimu.  Apa saja itu? Yuk, kita bahas satu persatu! 1. Orang yang Hobi Membaca Itu Bukan Orang Pintar, tapi Orang yang Ingin Tahu     pic by pexels Banyak yang beranggapan bahwa orang yang suka membaca itu adalah orang pintar.  Hany

Tampil Beda, Rujak Aceh Siap Lumer di Lidah

  Instagram/ailiehoalie74 Kuliner Indonesia amatlah beragam. Salah satu kuliner Indonesia yang sangat populer bernama rujak. Rujak di Indonesia bahkan memiliki ragam jenis. Biasanya yang membedakan kuliner tersebut adalah cara mengelolah bumbu rujak itu sendiri.  Nah, kali ini kita membahas rujak yang berasal dari kota Aceh, ya. Namanya Rujak Aceh. Sekilas bahan-bahan yang digunakan untuk campuran buah maupun bumbu Rujak Aceh terlihat sama seperti bahan rujak pada umumnya. Namun, ternyata bumbu Rujak Aceh memiliki ciri khas tersendiri juga.  Jadi, bumbunya itu terdiri dari beberapa bahan yang biasa kita pakai untuk membuat bumbu rujak yaitu cabai rawit merah, gula merah atau putih, asam jawa, terasi bakar dan garam. Tapi, keseluruhan campuran bahan tersebut dihaluskan lagi bersama dengan buah kuweni yang super lezat dan manis itu, loh.  Instagram/dapur_nn Warna bumbu jadi terlihat berwarna kuning gelap karena campuran dari buah kuweni dan gula merah. Tidak cukup tampilan yang oke, cita

Pulau We Kota Sabang: Mulai Wisata Awal Tahunmu dari Titik 0 Kilometer Indonesia

Instagram/zulkifli_ijull Pulau Terbesar di Aceh Pulau We adalah pulau terbesar yang ada di Aceh. Di pulau ini terdapat kota kecil bernama Sabang. Kota Sabang terkenal dengan sebuah ikon tugu 0 KM Indonesia yang artinya Sabang merupakan titik paling ujung bagian barat kepulauan Indonesia yang berbatasan langsung dengan luar negeri. Merupakan Titik 0 KM Negara Indonesia Instagram/anizulfarmi   Namun, pulau ini bisa loh jadi pilihan destinasi awal yang  recommended  untuk kamu kunjungi di tahun 2021 ini. Pasalnya, selain Sabang merupakan titik 0 kilometer kepulauan Indonesia, pulau We ini juga menawarkan pemandangan surga sampai keindahan pesona bawah laut yang sungguh luar biasa. Perjalanan Laut Bersama Lumba-Lumba wisatasabang.com Dari Banda Aceh, tepatnya dari pelabuhan Ulee Lheue untuk sampai di Pulau We kamu memiliki 2 alternatif pilihan. Memang sama-sama harus melewati laut dan menaiki kapal. Namun, ada kapal cepat yang bisa sampai sekitar 30 menit saja dengan biaya 80 ribu rupi