Langsung ke konten utama

Tampil Beda, Rujak Aceh Siap Lumer di Lidah

 

Instagram/ailiehoalie74

Kuliner Indonesia amatlah beragam. Salah satu kuliner Indonesia yang sangat populer bernama rujak. Rujak di Indonesia bahkan memiliki ragam jenis. Biasanya yang membedakan kuliner tersebut adalah cara mengelolah bumbu rujak itu sendiri. 


Nah, kali ini kita membahas rujak yang berasal dari kota Aceh, ya. Namanya Rujak Aceh. Sekilas bahan-bahan yang digunakan untuk campuran buah maupun bumbu Rujak Aceh terlihat sama seperti bahan rujak pada umumnya. Namun, ternyata bumbu Rujak Aceh memiliki ciri khas tersendiri juga. 


Jadi, bumbunya itu terdiri dari beberapa bahan yang biasa kita pakai untuk membuat bumbu rujak yaitu cabai rawit merah, gula merah atau putih, asam jawa, terasi bakar dan garam. Tapi, keseluruhan campuran bahan tersebut dihaluskan lagi bersama dengan buah kuweni yang super lezat dan manis itu, loh. 

Instagram/dapur_nn


Warna bumbu jadi terlihat berwarna kuning gelap karena campuran dari buah kuweni dan gula merah. Tidak cukup tampilan yang oke, cita rasa Rujak Aceh jadi lebih aduhai dan pasti lumer sedap di lidah. 


Nah, campuran buah yang dipakai biasanya terdiri dari buah pepaya muda, jambu air, nanas, jambu biji, mentimun serta bengkoang. Dan yang membuat spesial lagi nih, ternyata ada tambahan buah kolang kaling, ner. Wah kebayang gak sih makan rujak ada kolang-kaling yang biasa kita buat manisan di hari lebaran itu? Hehe. 

Instagram/jenny_zhang1


Perpaduan nano-nano segar dan suara kres-kres dari berbagai macam buah segar yang dibalur bumbu kental nan manis asam itu saat disantap, sudah pasti akan berhasil membuat lidahmu bergetar, ner. Surga dunia banget deh rasanya. Hemm.

Kayaknya kamu harus segera coba membuat Rujak Aceh ini, deh. Udah kepengin banget kan? Musim dingin di awal tahun 2021 sudah pasti cocok ngemil yang pedas-pedas manis. So, nunggu apa lagi? Selagi bahan-bahannya sangat gampang dicari. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN - TIDAK ADA KEAJAIBAN SEPAGI INI

                     pic by pexels/lisafotios Keajaiban itu datang bersama kelebat angin yang berhembus Keajaiban itu datang seperti cahaya fajar dan senja yang memancar Keajaiban itu menyelip di antara bintang-bintang yang berkelip. ____ Aku baru saja tiba sore hari dan disambut tangis berderai darinya, wanita kesayanganku. Dia memegangi kedua tangan ini sambil menatapku nanar. Menggoncang-goncangkan tubuhku sambil tersedu. “Keajaiban itu ada kan, Dek? Arif pasti sembuh kan? Ya, kan?” Ah, pertanyaan itu. Ternyata dia benar-benar mendengarkan nasihatku kemarin. Keajaiban itu selalu ada, Kak. Dia datang melalui apapun. Arif kuat. Dia pasti sedang berjuang untuk tetap hidup . Sore kemaren aku menguatkannya dengan kata-kata itu dan hari ini dia menagihnya. Seakan akulah yang pantas memberikan keajaiban itu. Bahkan aku tak mampu untuk sekadar menjawab. Mungkin hanya pelukan  yang bisa kuberikan untuk menghangatkan hati ...